SEKITAR KITA
Talk Show Humas RSUD Jombang Menyapa, Gejala Nyeri dan Kaku bisa menjadi Penyebab Osteoarthritis
Memontum Jombang – dr. Taufan mulyo, menghadiri acara Talk Show Humas RSUD Jombang Menyapa, Kamis (21/10/2021). Dalam kesempatan itu, dirinya berpesan agar semua masyarakat mendeteksi dini gejala-gejala Osteoarthritis (OA Lutut), yang mampu menyerang semua kalangan.
Dokter Poli Ortopedi RSUD Jombang, dr. Taufan mulyo, Sp.OT, menyampaikan jika Osteoarthritis (OA Lutut) yang sering disebut pengapuran sendi, disebabkan kerusakan tulang rawan sendi yang mengakibatkan peradangan. Gejala yang disebabkan dari Osteoarthritis (OA Lutut), diantaranya timbulnya rasa nyeri, kaku dan berkurangnya ruang gerak sendi.
“Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang disebabkan karena adanya kerusakan tulang rawan sendi. Bila tulang rawan sendi itu mengalami kerusakan, maka akan memacu proses peradangan. Dari proses peradangan itulah yang nantinya menimbukan gejala-gejala seperti nyeri, kaku, keterbatasan ruang gerak sendi, yang paling banyak di keluhkan adalah nyerinya,” jelasnya.
Istilah pengapuran sendi, tambahnya, merupakan Osteoarthritis (OA Lutut) kuranglah tepat. Dikarenakan pengapuran sendi secara alami pasti akan dialami semua orang terutama yamg sudah lanjut usia, dan belum tentu menyebabkan gejala seperti Osteoarthritis.
“Sedangkan istilah pengapuran sendiri, itu memang terjadi pengapuran pada sendir-sendi. Hanya saja, pada dasarnya semua orang akan mengalami pengapuran. Pengapuran sendiri sebenarnya proses normal dimana kalau kita lihat dironsen itu seperti jalu itu, tapi itu bukan yang menyebabkan Osteoarthritis, itu adalah proses alami dari tubuh, yang sering ditemukan pada pasien usia lanjut,” terang Taufan.
Bagi penderita Osteoarthritis (OA Lutut), tambahnya, gejala yang sering ditimbulkan diantaranya nyeri di bagian sendi penopang tubuh serta disertai kaku sendi.
“Gejala yang paling sering dirasakan pasien pertama kali itu nyeri terutama sendi-sendi yang menopang tubuh seperti sendi panggul, sendi lutut juga disertai dengan kekakuan. Atau bisa merasakan sendi berasa bunyi waktu digerakan, tapi itu belum tentu OA, karena dapat disebabkan factor lain,” ungkapnya.
Dokter Taufan juga menjelaskan, penyakit OA yang disebabkan menjadi dua yaitu OA Primer dan Skunder. Dimana OA primer disebabkan karena usia diatas lima puluh tahun dan OA Skunder dikarenakan dari penyekit penyetus.
“Penyebabnya dibagi menjadi dua OA Primer dan Sekunder, OA primer merupakan OA yang tanpa penyebab yang jelas, yang biasanya terjadi pada usia di atas lima puluh tahun. Disebut OA Skunder yang disebabkan karena penyakit pencetusnya, misal pernah cedera lutut, punya riwayat kencing manis atau kakinya sebelumnya mengalami kelainan bentuk X atau O dan sering ditemui karena kelebihan berat badan (obesitas),” paparnya.
Penderita penyakit Osteoarthritis (OA Lutut), terangnya, lebih banyak kaum wanita dan mampu menyerang kalangan muda, yang tidak bisa kita rubah itu usia dan jenis kelamin. Untuk usia pasien diatas lima puluh kemudian wanita lebih sering terkena OA, walaupun orang masih muda pun bisa terkena OA.
Dokter Poli Ortopedi RSUD Jombang tersebut juga menjelaskan, beberapa tahapan dalam menangani pasien Osteoarthritis (OA Lutut). Menurutnya, dalam menangani pasien Osteoarthritis pihaknya selalu berhati-hati dan memperhatikan banyak faktor dalam bertindak.
“Pemeriksaan klinis terutama dari keluhan pasien, pemeriksaaan disekitar yang dikeluhkan pasien, pemeriksaan pasien pada ligament, setelah itu kita lakukan pemeriksaan penunjang yaitu dengan melakukan ronsen pada sendi lutut pada posisi berdiri,” tegasnya.
RSUD Jombang juga menerapkan terapi yang ampuh dalam menangani OA lutut, dokter Taufan menyebut ada tiga terapi yang bisa dilakukan. Pertama adalah terapi non obat dengan cara menghindari aktivitas yang mencetuskan gejala, menurunkan berat badan bila melebihi IMT > 25, latihan flexibility, endurance, dan strengthening, kemudian kompres dingin dan hangat serta menggunakan alat bantu tongkat atau deker lutut.
“Ke dua, ada terapi dengan obat-obatan seperti obat anti nyeri dengan cara diminum atau dioles, injeksi obat kedalam sendiri lutut, serta injeksi PRP ke dalam sendi lutut. Bila dengan terapi non obat dan obat-obatan masih belum mengatasi, maka bila kondisi pasien memungkinkan dapat dilakukan operasi pelapisan sendi lutut dengan implant atau operasi meluruskan sendi lutut sesuai dengan kelainan lutut pasien, dan untuk operasi tersebut sudah dapat dilakukan di RSUD Jombang” lanjutnya.
Dr. Taufan mulyo, SpOT berpesan, kepada seluruh masyarakat agar tidak sampai menderita Osteoarthritis untuk selalu menjaga pola hidup terutama pola makan. Bagi usia diatas lima puluh tahun diharapkan agar mengurangi pekerjaan yang berat-berat dan olahraga ringan.
“Pencegahan yang pertama yaitu modifikasi pola hidup terutama makanan yang berhubungan dengan berat badan harus proposional, aktivitas dihindari yang berat-berat bagi usia diatas lima puluh tahun, latihan untuk menguatkan otot kaki secara keseluruhan, olahraga yang tepat dan rutin, menghindari jatuh dan cidera,” paparnya. (azl/sit)
- Pemerintahan4 tahun
Pemkab Jombang Resmikan Kawasan Industri Tangguh Semeru
- Pemerintahan4 tahun
RSUD Jombang Sediakan Layanan Psikologi Bagi Stres Terdampak Covid-19
- Pemerintahan4 tahun
Dukcapil Jombang Berinovasi dengan Pendataan Online
- Pemerintahan5 tahun
Dinas PUPR Jombang Canangkan Irigasi Modern
- Pemerintahan4 tahun
PG Tjoekir Salurkan Bantuan 3 Ton Gula ke Bupati Jombang
- Pemerintahan4 tahun
Bupati Jombang Pelajari Sport Center Bangkalan
- Berita5 tahun
Kyai Mustain Hasan Darul Ulum Jombang, Apresiasi TNI-Polri Amankan Pelantikan Presiden RI
- Pemerintahan4 tahun
Perusahaan dan Karyawan Harus Patuhi Protokol Kesehatan